Postingan

Menampilkan postingan dengan label peribahasa cheng yu

Peribahasa Cheng Yu: 八仙过海,各显神通

Gambar
Dalam mitologi Tiongkok, Delapan Dewa atau dikenal 八仙 (pinyin: ba xian) merupakan delapan tokoh dewa yang sangat terkenal dan dihormati oleh masyarakat Tionghoa sebagai pembawa kebahagiaan. Anggota Delapan Dewa terdiri dari  铁拐李 (Tie Guai Li), 汉钟离 (Han Zhong Li), 张果老 (Zhang Guo Lao), 吕洞宾 (Lu Dong Bin), 何仙姑 (He Xian Gu), 蓝采和 (Lan Cai He), 韩湘子 (Han Xiang Zi), dan 曹国舅 (Cao Guo Jiu).  Mereka dikenal juga sebagai simbol kelompok sosial dalam kehidupan manusia, yakni laki-laki, perempuan, lanjut usia, anak muda, bangsawan, rakyat jelata, kekayaan, dan kemiskinan.   Legenda mengatakan, pada suatu hari 王母娘娘 Wang Mu Niang Niang (Ibu Ratu Langit) mengundang Delapan Dewa untuk datang mengikuti festival buah persik. Delapan Dewa pun meninggalkan tempat latihan mereka dan pergi menuju festival. Untuk menuju festival tersebut, mereka harus menampilkan Laut Timur yang ganas. Mereka bisa saja terbang di atas udara, namun Lu Dong Bin mempunyai ide dan berkata, "Bagaimana jika kita menggunakan alat

Peribahasa Cheng Yu: 铁杵磨针

Gambar
Sang penyair terkenal dalam sejarah Tiongkok bernama 李白 Li Bai (701-762) yang hidup pada masa Dinasti Tang. Masa kecilnya dikenal sebagai anak yang tidak suka belajar dan sering kabur dari sekolah. Kala itu, ia kabur dari sekolah, lalu pergi berkeliling melihat kota dan pemandangan alam. Li Bai berpikir bahwa jika setiap hari hanya pergi bersekolah, hidup terasa tidak menarik. Li Bai melihat ada seorang nenek yang sedang mengasah sebuah besi di depan rumahnya. Ia pun merasa penasaran dan menjumpai nenek tersebut. Li Bai pun menyapa nenek itu dan menanyakan soal besi yang diasah olehnya. Nenek itu memberitahu kepada Li Bai,bahwa ia ingin membuat sebuah jarum jahit dari besi itu. Mendengar jawaban nenek, Li Bai sangat heran dengan jalan pikirnya, sebab sangat mustahil rasanya membuat sebuah jarum jahit dari besi yang terus diasah. Besinya saja sudah besar dan tebal, lantas kapan bisa menjadi kecil dan tipis? Nenek itu berkata kepada Li Bai, "Ada sebuah kalimat yang mengatakan 滴水能穿石

Peribahasa Cheng Yu: 自相矛盾

Gambar
Di negeri 楚 Chu (475 SM-221 SM) ada seorang pedagang pasar yang tengah menjual senjata. Pedagang itu berteriak dan mengajak semua orang untuk datang ke tempat dan melihat senjata. Banyak orang yang datang ke tempat dengan rasa penasaran untuk melihat senjata yang dijualnya  Pedagang itu pun langsung memperkenalkan senjata yang dijualnya dan berkata, "Lihatlah perisai yang paling kokoh di dunia ini, benda setajam apapun tidak akan dapat menembusinya!" .  Tidak berhenti sampai situ, ia pun lanjut berkata, "Lihatlah tombak yang paling tajam di dunia ini, benda sekeras dan sekokoh apapun pasti akan tetap tertembus!" . Ia sangat bangga terhadap senjata yang dijualnya. Seseorang pun datang menghampiri pedagang itu dan berkata, " Jika kamu menjual perisai yang katanya terbaik, berarti tombakmu bukan yang terbaik, jika kamu menjual tombak yang katanya terbai, berarti perisaimu juga bukan yang terbaik. "   Setelah diam sejenak, orang-orang yang ada di sekelilingnya

Peribahasa Cheng Yu: 画龙点睛

Gambar
Pada masa 南北朝 Nan Bei Chao / Dinasti Selatan dan Utara (420-589), ada seorang pelukis terkenal bernama 张僧繇 Zhang Seng Yao. Menurut legenda, ia mendapatkan perintah dari kaisar untuk melukis 4 ekor naga di tembok kuil istana. Hanya dalam waktu 3 hari, ia telah menyelesaikan lukisannya.  Lukisannya sungguh membuat seluruh orang takjub, karena naganya terlihat hidup dan gagah. Ketika seluruh orang sedang melihat lukisannya, mereka menyadari bahwa naga yang dibuat oleh pelukis tersebut semuanya tidak mempunyai mata. Lalu, orang-orang menyuruh Zhang Seng Yao membuatkan mata untuk empat naga tersebut. Zhang Seng Yao tesenyum dan berkata, "Menggambar mata tidaklah sulit, tetapi jika ditambahkan mata, maka naganya akan benar-benar hidup dan terbang." Semuanya tertawa setelah mendengar perkataanya, menganggap pelukis itu sedang membual. Saat Zhang Seng Yao selesai menambahkan mata untuk 2 ekor naga. Tiba-tiba langit bergerumuh, hujan turun dengan sangat deras. Di tengah hujan yang de

Peribahasa Cheng Yu: 狐假虎威

Gambar
  Ada seekor harimau yang sedang berkeliling mencari mangsa di tengah hutan. Saat sedang mencari mangsa, harimau itu melihat ada seekor rubah yang sedang berjalan. Harimau pun berhasil menangkap rubah itu.  Rubah itu berkata kepada harimau, "jangan merasa sombong hanya karena kamu adalah raja hutan, hari ini 天帝 Tian Di (Raja Langit) telah mengutus aku sebagai raja dari segala raja, jika kamu memakanku maka kamu akan mendapatkan hukuman dari Raja Langit." Sang harimau tidak bisa berkata apapun setelah mendengar ucapan si rubah, walaupun sang harimau masih tidak terlalu percaya padanya.  Si rubah berkata, "Jika kamu masih belum percaya pada ucapanku, ikutlah denganku untuk membuktikan bersama, bahwa seluruh hewan yang ada di hutan ini ketakutan padaku."   Sang harimau berpikir ini adalah ide yang bagus dan langsung mengikuti si rubah pergi. Sampai pada tempat tujuan si rubah, seluruh hewan yang di tempat tersebut menjerit ketakutan dan langsung kabur menghindarinya. 

Peribahasa Cheng Yu: 塞翁失马,焉知非福

Gambar
Pada masa 战国时期 Zhan Guo Shi Qi, ada seorang pria tua yang tinggal di perbatasan utara bernama 塞翁 Sai Weng. Sai Weng memelihara banyak sekali kuda, tetapi ia telah kehilangan salah satu kudanya.  Banyak orang yang datang untuk menghibur pria tua tersebut, namun ia justru berkata, "bagiku kehilangan satu kuda tidaklah seberapa, siapa tahu kehilangan ini akan membawa keberuntungan. "  Orang-orang pun sontak tertawa lepas dan tidak memercayai perkataan pria tua itu. Beberapa hari kemudian, kuda miliknya yang hilang kembali ke rumah sambil membawa kuda berjenis tangguh milik bangsa 匈奴 Xiong Nu (Mongolia). Melihat kejadian tersebut, semua yang tadinya mengejek pria tua itu, langsung memberi selamat kepadanya. Sai Weng memiliki putra tunggal yang memiliki hobi menunggang kuda. Putranya langsung menunggangi kuda berjenis tangguh itu dan pergi berkeliling. Tak disangka kudanya berlari sangat kencang, membuat ia tidak bisa mengkontrol kecepatan tunggangannya. Ia pun terjatuh dari tungg