Peribahasa Cheng Yu: 铁杵磨针
Sang penyair terkenal dalam sejarah Tiongkok bernama 李白 Li Bai (701-762) yang hidup pada masa Dinasti Tang. Masa kecilnya dikenal sebagai anak yang tidak suka belajar dan sering kabur dari sekolah. Kala itu, ia kabur dari sekolah, lalu pergi berkeliling melihat kota dan pemandangan alam. Li Bai berpikir bahwa jika setiap hari hanya pergi bersekolah, hidup terasa tidak menarik.
Li Bai melihat ada seorang nenek yang sedang mengasah sebuah besi di depan rumahnya. Ia pun merasa penasaran dan menjumpai nenek tersebut. Li Bai pun menyapa nenek itu dan menanyakan soal besi yang diasah olehnya.
Nenek itu memberitahu kepada Li Bai,bahwa ia ingin membuat sebuah jarum jahit dari besi itu. Mendengar jawaban nenek, Li Bai sangat heran dengan jalan pikirnya, sebab sangat mustahil rasanya membuat sebuah jarum jahit dari besi yang terus diasah. Besinya saja sudah besar dan tebal, lantas kapan bisa menjadi kecil dan tipis?
Nenek itu berkata kepada Li Bai, "Ada sebuah kalimat yang mengatakan 滴水能穿石 (pinyin: di shui neng chuan shi)." Artinya, tetesan air dapat membuat sebuah batu lama-kelamaan terkikis. Nenek itu menjelaskan kepada Li Bai bahwa dalam kehidupan ini, manusia harus memiliki rasa kesabaran dan sikap pantang menyerah untuk mewujudkan suatu tujuan.
Mendengar ucapan nenek, Li Bai langsung berintrospeksi diri. Di dalam hati,ia berkata, "Walaupun nenek sudah tua, tapi ia tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan, sementara aku yang menganggap belajar membosankan justru menyerah begitu saja."
Nasehat dari neneklah yang membuat Li Bai sadar dan mulai rajin belajar, tumbuh menjadi seorang yang terpelajar dan menjadi penyair terkenal dalam sejarah Tiongkok.
Kisah ini menjadi inspirasi dan motivasi semangat untuk menjalankan kehidupan, serta selalu berpikir maju ke depan untuk mewujudkan impian kita. Melalui kisah ini, muncul sebuah peribahasa 铁杵磨针 (pinyin: tie chu mo zhen).
Komentar
Posting Komentar