Kisah Cinta: Liang Shan Bo dan Zhu Ying Tai

Ketika melihat sepasang kupu-kupu yang tengah berterbangan, yang terlintas di dalam pikiran saya adalah kisah cinta antara 梁山伯 Liang Shan Bo dan 祝英台 Zhu Ying Tai. Kisah cinta mereka sangat terkenal dan populer, bahkan menyebar luas hingga ke mancanegara termasuk Indonesia. Kisah ini seringkali dikenal sebagai Romeo dan Juliet nya Tiongkok. Masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan "Sampek Engtay". Kisah ini seringkali dijadikan sebagai tontonan opera, teater dan pagelaran wayang.

Zhu Ying Tai dikenal sebagai seorang gadis yang cantik, baik hati dan suka belajar. Sejak kecil ia sudah memiliki rasa semangat belajar yang besar. Setelah dewasa ia mempunyai keinginan untuk pergi bersekolah, akan tetapi pada zaman itu anak perempuan tidak diperbolehkan untuk bersekolah. Menyadari akan hal itu, ia tidak patah semangat mewujudkan keinginannya untuk bersekolah. 

Ini menunjukan bahwa di zaman kuno Tiongkok, penulis kisah ini telah sadar akan keadilan, kesetaraan dan kebebasan, bahwa wanita pun memiliki hak yang sama dengan pria untuk bersekolah!

Serial Liang Shan Bo dan Zhu Ying Tai

Demi mewujudkan keinginannya, Zhu Ying Tai menyamar sebagai pria pergi ke kota 杭州 Hang Zhou untuk bersekolah. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang pelajar bernama Liang Shan Bo. Kebetulan Liang Shan Bo juga sedang dalam perjalanan menuju sekolah yang sama dengan Zhu Ying Tai. Selama perjalanan, walaupun mereka baru berkenalan tetapi mereka sudah seperti sahabat lama, sehingga mereka pun melakukan sumpah sebagai saudara. Selama 3 tahun bersekolah bersama, Liang Shan Bo masih belum menyadari bahwa Zhu Ying Tai adalah perempuan dan selama itu juga, Zhu Ying Tai jatuh cinta dengan Liang Shan Bo.

Pada suatu hari, Zhu Ying Tai menerima surat dari ayahnya untuk segera pulang ke rumah. Liang Shan Bo juga ikut mengantar pulang Zhu Ying Tai sejauh 18 mil. Selama perjalanan pulang, Zhu Ying Tai beberapa kali memberikan pesan terselubung kepada Liang Shan Bo bahwa dirinya adalah seorang perempuan, namun Liang Shan Bo masih tidak menyadari pesan terselubungnya. Untuk menjaga perasaan Liang Shan Bo agar tidak merasa kecewa, Zhu Ying Tai berbohong kepadanya bahwa ia memiliki adik perempuan yang wajahnya sama persis dengannya, jika ia menyukainya maka Liang Shan Bo boleh menikahinya.

梁祝戏剧
Opera Liang Shan Bo dan Zhu Ying Tai

Sesampainya di rumah, ayah Zhu Ying Tai berniat menjodohkannya kepada putra dari keluarga yang kaya raya. Zhu Ying Tai tentu saja menolak perjodohan ini, ia hanya ingin menikah dengan Liang Shan Bo. Ayah Zhu Ying Tai juga tidak setuju dengan keputusan putrinya, sebab Liang Shan Bo hanyalah seorang pelajar yang miskin. Istri kepala sekolah memberi tahu kepada Liang Shan Bo kebenaran dari Zhu Ying Tai dan mengatakan bahwa ia hanya ingin menikah dengan Liang Shan Bo. Liang Shan Bo sangat gembira, ia pergi ke rumah Zhu Ying Tai untuk segera melamarnya.

Sebaliknya, ayah Zhu Ying Tai tidak setuju dengan keputusan putrinya, menolak keras pernikahan putrinya dengan Liang Shan Bo. Hal ini membuat Liang Shan Bo larut dalam kesedihan, hingga mengalami sakit keras. Karena tidak kunjung sembuh, Liang Shan Bo tak lama kemudian meninggal. Mendengar kabar itu, Zhu Ying Tai kabur dari pernikahan dan pergi ke makam Liang Shan Bo. Di hadapan makam, kesedihannya tak terbendung, ia terus menerus menangis. Tiba-tiba datang angin dengan kencang, suara petir dan turun hujan dengan sangat deras. Sambaran petir membuka makam Liang Shan Bo, tanpa berpikir panjang Zhu Ying Tai langsung melompat ke dalam makam dan makam tersebut tertutup kembali.

梁山伯与祝英台变成蝴蝶
Liang Shan Bo dan Zhu Ying Tai menjadi kupu kupu

Tak lama kemudian, langit pun berubah menjadi cerah dan muncul pelangi yang sangat indah. Di langit yang cerah, muncul sepasang kupu-kupu yang keluar dari makam. Semua orang mengatakan sepasang kupu-kupu itu adalah Liang Shan Bo dan Zhu Ying Tai, mereka telah hidup bersama dengan bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenderal Berjenggot Indah (Ketiga)

Kisah Cinta: Legenda Siluman Ular Putih

5000 Tahun Tetap Eksis