Kisah Cinta: Tangisan Meng Jiang Nu


万里长城 Wan Li Chang Cheng atau Tembok Besar Tiongkok telah menjadi bukti sejarah peradaban bangsa Tiongkok, memiliki sejarah 2000 tahun lamanya yang dibangun oleh kaisar pertama Tiongkok bernama 秦始皇 Qin Shi Huang. Tembok Besar Tiongkok telah menjadi kebanggaan orang Tiongkok, sebagai simbol keberanian dan persatuan bangsa Tiongkok. 

Dibalik kemegahannya, ternyata ada sebuah cerita rakyat yang berhubungan dengan salah satu tujuh keajaiban dunia ini. Cerita rakyat ini mengisahkan hubungan cinta antara 孟姜女 Meng Jiang Nu (perempuan) dengan 范喜良 Fan Xi Liang (laki-laki). Diceritakan keluarga marga Meng tengah menanam labu manis di sepanjang rumahnya. Tumbuhan tersebut tumbuh dengan sangat cepat dan sangat besar. Ketika keluarga Meng membelah labu tersebut, muncul seorang gadis kecil dari dalam labu. Gadis kecil itu pun diberi nama Meng Jiang Nu dan menjadi anak dari keluarga Meng.

Meng Jiang Nu adalah gadis yang sangat cantik, baik hati dan jujur. Keluarga Meng memperlakukan dia seperti anak kandung sendiri. Meng Jiang Nu hidup di masa Dinasti Qin, dimana saat itu kaisar Qin Shi Huang memerintahkan seluruh pemuda untuk kerja paksa membangun Tembok Besar. Suatu hari muncul seorang pemuda mengarah ke rumah Meng Jiang Nu. Pemuda itu bernama Fan Xi Liang, ia tidak ingin ikut kerja paksa, sehingga ia pun hanya dapat kabur dan bersembunyi di taman rumah Meng Jiang Nu dari kejaran tentara. 

Meng Jiang Nu merasa Fan Xi Liang adalah seorang yang terpelajar dan berhati baik, ia pun memohon kepada keluarga Meng agar Fan Xi Liang dapat tinggal bersama dengannya. Keluarga Meng pun menyetujuinya. Melihat kepandaian dan kepribadian Fan Xi Liang, keluarga Meng memutuskan untuk menikahkannya dengan Meng Jiang Nu, mereka berdua pun merasa gembira dan setuju atas pernikahan ini.

Pernikahan mereka yang baru berjalan 3 hari harus dimulai dengan rasa sedih, sebab prajurit kerajaan menangkap Fan Xi Liang untuk ikut kerja paksa. Selama 1 tahun, Meng Jiang Nu tidak pernah berhenti menangis, ia tidak pernah menerima satu surat pun dari Fan Xi Liang. Ia pun memutuskan untuk pergi ke tempat pembangunan Tembok Besar dan mencari keberadaan suaminya. Sebelum pergi Meng Jiang Nu membuatkan baju hangat khusus untuk suaminya agar dapat melewati musim dingin.

Akhirnya Meng Jiang Nu tiba di Tembok Besar pada saat musim gugur. Dalam kondisi kelelahan dan kedinginan, ia sedih melihat penderitaan para pekerja. Para pekerja hidup dengan sangat menderita dibawah paksaan dan tekanan perintah kaisar Qin Shi Huang. Meng Jiang Nu terus bertanya kepada para pekerja tentang keberadaan suaminya namun tidak ada yang mengenalnya. Lalu muncul salah satu pekerja yang mengenalnya, akan tetapi pekerja itu mengatakan Fan Xi Liang telah meninggal akibat kerja paksa, tubuhnya dikubur di dalam Tembok Besar.

Ia sangat terguncang dengan kabar kematian suaminya, ia terlarut dalam kesedihan yang sangat mendalam, terus menangis dan menangis sambil memegang Tembok Besar. Tangisan Meng Jiang Nu seketika juga membuat para pekerja terharu dan menangis, meratapi rasa sedih kehilangan orang yang dicintainya. Tiba-tiba langit berubah menjadi gelap, sebuah guncangan keras pun membuat bagian tembok runtuh dan memperlihatkan sisa-sisa tubuh pekerja yang terkubur di dalam. 

Meng Jiang Nu pun teringat dengan ucapan orang zaman dahulu, jika ingin mengetahui tulang orang yang meninggal, maka gunakanlah darah anggota keluarganya, jika darahnya terserap oleh tulang maka tulang itu adalah anggota keluarganya. Dengan cara itu, ia berhasil menemukan tulang suaminya. Tidak sampai situ, Meng Jiang Nu dengan penuh amarah meminta keadilan kepada kaisar Qin Shi Huang untuk tindakannya yang kejam.

Sebaliknya Qin Shi Huang ingin Meng Jiang Nu menikahinya. Hal ini pun dimanfaatkan oleh Meng Jiang Nu balas dendam untuk kematian suaminya, ia pun mengajukan tiga syarat kepada Qin Shi Huang yaitu membuatkan batu nisan, makam dan memimpin sendiri upacara pemakaman untuk suaminya yang dihadiri seluruh pejabat istana. 

Ketiga syarat itu pun telah dilaksanakan oleh Qin Shi Huang. Ketika mereka berdua sedang berada di laut, Meng Jiang Nu dengan ekspresi tawa yang mengejek mengatakan kepada Qin Shi Huang, bahwa dirinya tidak sudi hidup bersama dengannya. Meng Jiang Nu lebih memilih mati melompat ke bawah laut untuk hidup bersama suaminya di dunia mereka sendiri. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenderal Berjenggot Indah (Ketiga)

Kisah Cinta: Legenda Siluman Ular Putih

5000 Tahun Tetap Eksis