Perjalanan ke Barat (kedua)
1. 唐玄奘 Tang Xuan Zang / Biksu Tong
Banyak yang masih belum menyadari bahwa kisah ini sebenarnya diadopsi dari sejarah nyata seorang 唐玄奘 Tang Xuan Zang / Biksu Tong, yang memang pada masa itu pergi ke barat (India) untuk mengambil kitab suci dan kembali ke Tiongkok untuk menyebarkan ajaran Buddha.
Sejarah mencatat biksu Tong lahir pada tahun 602-664 di masa Dinasti Tang, merupakan tokoh penting dalam penyebaran ajaran Buddha di Tiongkok, sekaligus salah satu dari empat tokoh Buddha besar di Tiongkok yang menerjemahkan kitab suci Buddha ke bahasa Mandarin. Dari sejarah asli saja biksu Tong sudah menjadi tokoh yang agung, apalagi ditambah adanya kisah Perjalanan ke Barat.
Saya 100 persen yakin bahwa persebaran agama Buddha baik di Indonesia maupun di penjuru negara kebanyakan adalah aliran Buddha Mahayana yang dipraktikkan oleh orang-orang Tionghoa, sekaligus disebarkan melalui kisah Perjalanan ke Barat.
Diceritakan dalam novel ayah biksu Tong dibunuh oleh seorang perampok. Setelah ibunya melahirkan, ibunya pun membuang biksu Tong yang kala itu masih bayi ke sungai. Terpaksa ibunya harus melakukan semua ini untuk melindungi anaknya, sebab pembunuh ayah biksu Tong telah menyamar dan mengambil posisi ayahnya sebagai pejabat yang pada saat itu baru mendapatkan promosi.
Setelah itu biksu Tong pun dirawat dan dibesarkan oleh seorang biksu, menjadikannya sebagai pribadi yang lembut, baik hati dan suka menolong.
Lukisan 唐玄奘 Tang Xuan Zang |
2. 孙悟空 Sun Wu Kong / Sun Go Kong
美猴王 Mei Hou Wang adalah sebuah julukan untuk Sun Go Kong yang artinya adalah "Raja Kera yang Gagah" . Sun Go Kong lahir dari sebuah batu, tempatnya bernama 花果山 / Hua Guo Shan. Tempat ini memang merupakan kampung halaman bagi kera. Batu tersebut tiap harinya mengumpulkan kekuatan dengan cara menyerap sinar matahari dan bulan selama ribuan tahun, lalu lahirlah Sun Go Kong dari batu tersebut.
Sun Go Kong pun berbeda dengan kera lainnya, ia memiliki kepribadian yang sama dengan manusia bahkan kecerdasannya melebihi manusia. Sun Go Kong berguru dengan Bodhi 须菩提祖师 / Xu Pu Ti Zu Shi, ia diajarkan budi pekerti serta menguasai banyak ilmu sakti seperti 72 Perubahan, Awan Jin Dou dan lain-lain.
Sun Go Kong pun memiliki sebuah senjata berupa tongkat bernama 金箍棒 / Jin Gu Bang, yang diambil dari Raja Naga Laut. Sebenarnya tongkat ini bukanlah senjata, melainkan tiang untuk menjaga ketenangan laut. Konflik dengan para dewa pun menjadi kisah yang sangat seru.
Kala itu Sun Go Kong dijanjikan oleh 玉皇大帝 / Yu Huang Da Di (Kaisar Langit) menjadi dewa, namun ternyata tidak diberikan pelayanan layaknya seorang dewa, melainkan dijadikan sebagai penjaga kandang kuda.
Hal ini membuat Sun Go Kong kesal, ia pun mengacaukan seluruh kediaman para dewa, memakan semua buah dewa yang memiliki manfaat untuk memperpanjang usia, dimana satu buahnya memperpanjang usia selama ratusan ribu tahun!
Alasan Sun Go Kong mengacaukan Istana Langit bukanlah tanpa alasan, ia hanya ingin keadilan dari Kaisar Langit atas perkataan yang sebelumnya pernah dijanjikan. Ia membenci orang yang suka merendahkan orang lain, berani melawan ketidakbenaran.
Duel dengan 二郎神 / Er Lang Shen pun telah menjadi kisah legendaris di novel ini. Er Lang Shen yang merupakan jenderal perang para dewa pun tidak kalah hebatnya dengan Sun Go Kong. Berkali-kali Sun Go Kong kabur menyamar menjadi burung, ikan dan kuil pun tetap ketahuan. Melalui pertarungan yang sengit, Sun Go Kong akhirnya menyerahkan diri.
Sun Go Kong pun dimasukkan ke dalam tembikar panas yang disiapkan oleh 太上老君 / Tai Shang Lao Jun. Semua mengira Sun Go Kong akan terbakar hangus, siapa sangka justru membuatnya ratusan kali jauh lebih kuat serta mendapatkan kemampuan penglihatan yang lebih tajam.
Sang Buddha turun tangan, Sun Go Kong kalah dan dihimpit di sebuah gunung bernama 五行山 / Wu Xing Shang (Gunung Lima Jari) . Setelah penantian yang lama, biksu Tong pun muncul dan membebaskan Sun Go Kong, lalu menemani perjalanan biksu Tong menuju barat.
孙悟空 Sun Go Kong |
3. 猪八戒 Zhu Ba Jie / Cu Pat Kai
Inilah tokoh yang paling sering dijadikan bahan ejekan oleh banyak masyarakat. Cu Pat Kai memiliki rupa babi dan berbadan gemuk. Ia digambarkan sebagai pemalas, lamban, rakus dan mesum.
Namun Cu Pat Kai pun juga tidak seburuk yang orang gambarkan, ia juga seorang yang setia kepada guru dan temannya, kepribadiannya jujur dan memiliki hati yang baik. Semua orang selalu mengejek Cu Pat Kai sebagai karakter yang buruk, tetapi bukankah sifat Cu Pat Kai yang kurang baik adalah gambaran sosial dari sifat manusia pada umumnya? kenyataannya ia juga memiliki kepribadian yang sangat baik, ia sangat menghormati biksu Tong sebagai gurunya.
Cu Pat Kai sendiri awalnya bukanlah siluman babi, ia adalah seorang jenderal perang Kaisar Langit 玉皇大帝 / Yu Huang Da Di. Ia ditugaskan sebagai jenderal yang menjaga sungai 天河 / Tian He, namun karena suka menggoda 嫦娥 / Chang'e (Dewi Bulan) ia pun dikeluarkan dari Istana Langit dan dihukum menjadi siluman babi.
Cu Pat Kai memiliki takdir untuk mengembara bersama biksu Tong. Sekian lama menunggu biksu Tong di sebuah kuil sambil melakukan pantangan 五荤三厌 / Wu Hun San Yan. Pantangan ini diartikan tidak boleh memakan lima sayuran berbau tajam (jenis bawang-bawangan) dan tidak boleh memakan daging angsa, anjing dan kura-kura.
Melihat Cu Pat Kai begitu teguh menjalankan pantangan ini, biksu Tong pun memberi ia nama 猪八戒 Zhu Ba Jie yang artinya "Depalan Kemoralan".八戒 Ba Jie atau Delapan Kemoralan sendiri merupakan ajaran Buddha, yakni tidak membunuh, tidak mencuri, menghindari perbuatan yang tidak suci, tidak berbohong, menghindari minuman yang memabukkan, menghindari makan pada waktu yang salah, menghindari menonton pertunjukan yang senooh.
Nama ini akan menjadi pengingat Cu Pat Kai, bahwa ia harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, berani mengakui kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“ 苟日新,日日新,又日新 ” yang berarti bila suatu hari dapat memperbaharui diri, perbaharuilah terus tiap hari dan jagalah agar tetap baharu selama-lamanya. Jadi, masih adakah yang mengatakan Cu Pat Kai begitu buruk? Cu Pat Kai sendiri mau berubah menjadi lebih baik, masa kamu tidak?
猪八戒 Cu Pat Kai |
4. 沙悟净 Sha Wu Jing / Sha Wu Ching
Jarang sekali yang menyinggung tokoh yang satu ini, sebab tanpa mengurangi rasa hormat pada penulis, Sha Wu Ching memang kurang populer diantara tokoh lainnya. Namun bukan berarti ia tidak mempunyai peran penting, justru karena ia ikut mengembara dengan biksu Tong menuju barat, maka melindungi seorang guru juga merupakan peran yang sangat penting.
Sha Wu Ching digambarkan sebagai tokoh yang suka membantu orang lain, jarang bercakap namun banyak bekerja dan sangat menghormati gurunya. Ia sering menjadi penengah jika antara Sun Go Kong, Cu Pat Kai maupun biksu Tong sedang bertengkar. Ini menunjukkan sifat Sha Wu Ching yang mendahulukan persatuan dan kepentingan yang lebih besar.
Banyak yang tidak tahu Sha Wu Ching sebenarnya juga seperti Cu Pat Kai, yaitu seorang jenderal perang dari Istana Langit. Namun karena ia memecahkan gelas kaca yang isinya adalah hidangan buah dewa pada hari ulangtahun 王母娘娘 / Wang Mu Niang Niang (Ratu Langit) , maka ia telah membuat kesalahan besar.
Ia pun dikeluarkan dari Istana Langit dan dibuang ke gurun pasir menjadi siluman yang suka memakan manusia yang melewati gurun pasir. Dewi Kwan Im memberikan pencerahan kepada Sha Wu Ching, lalu ia bertobat dan ikut mengembara dengan biksu Tong.
Nama Sha Wu Ching sendiri diberikan oleh Dewi Kwan Im atas pertobatannya. 悟 Wu artinya sadar, sementara 净 Jing artinya bersih. Makna dari nama tersebut sebagai saksi bahwa ia telah sadar akan perbuatan jahatnya, serta akan menjaga hati dan pikirannya tetap bersih dari perilaku kejahatan.
“过而不改,是谓过矣” , bersalah tetapi tidak mau memperbaiki, inilah benar-benar kesalahan. Nama ini tidak hanya berlaku untuk Sha Wu Ching saja, tetapi juga untuk mengingatkan seluruh umat manusia agar tetap berada di jalan yang benar.
沙悟净 Sha Wu Ching |
Komentar
Posting Komentar